I.PENGERTIAN
Banyak
istilah yang dapat digunakan untuk menyebut kondisi tunagrahita. Terbelakang
mental adalah istilah yang lebih populer. Tuna berasal dari bahasa jawa yang
berarti rugi atau kurang. Dan mental berasal dari bahasa asing berarti jiwa (
kemampuan jiwa ). Kemudian ditemukan istilah Grahita dari bahasa sanksekerta
mirip dengan mental.
Peristilahan tunagrahita :
·
Lemah pikiran
·
Terbelakang mental
·
Bodoh atau dungu
·
Pandir
·
Tolol
·
Oligofrenia
·
Mampu didik
·
Mampu latih
·
Ketergantungan penuh
·
Mental subnormal
·
Defisit mental
·
Defisit kognitif
·
Cacat mental
·
Defisiensi mental
·
Gangguan intelektual
Anak tunagrahita adalah mereka yang mengalami
penyimpangan standar deviasi, yaitu mereka yang ber IQ 70 kebawah dan mereka
yang ber IQ antar 71 – 85 yang disebut boderline.
II. KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA.
Kemampuan anak tunagrahita kebanyakan diukur dengan test
Stanford Binet dan Skala Wechler :
1. Tunagrahita Ringan.
Kelompok ini memiliki IQ antara 68 – 52. anak terbelakang
mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja seperti : pekerjaan pertanian,
peternakan, pekerjaaan rumah tangga. Anak tunagrahita ringan dapat bekerja di
pabrik-pabrik. Pada umumnya anak tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan
fisik. Anak Tuna Grahita rngan dapat bersekolah di SLB dilayani pada kelas
khusus dengan guru dari pendidikan
2. Tuna Grahita Sedang.
Anak tunagrahita sedang disebut juga embisil . Kelompok
ini memiliki IQ 51-36. Anak tunagrahita sedang bisa mencapai perkembangan 7
tahun.mereka dapat dididik mengurus diri sendiri. Melindungi diri sendiri dari
bahaya seperti menghindari kebakaran . Anak Tunagrahita sedang tidak dapat
belajar secara akademik. Seperti belajar membaca,menulis dan berhitung. Dapat
dididik mengurus diri sendiri seperti mandi, makan, minum menyapu,membersihkan
perabot rumah tangga.
3. Tuna Grahita Berat.
Kelompok ini disebut Tunagrahita berat sering disebut
juga idiot. Memiliki kemampuan IQ antara 32 – 30. anak ini memerlukan bantuan
perawatan secara total. Memerlukan perlindungan dari bahaya
Pembagian anak tuna grahita umumnya menggunakan tingkat
inteligensi. Sering kita dengar pembagian tersebut umumnya adalah : Idiot,
Imbisil, debil.
Ada pula yang sering menyebut anak ini dengan bodrline,
mild, moderate, severe, proufound.
Berdasar tipe klinis ada kita kenal cretin, microcephal,
macrocephal, mongoloid, dan cerebral palsy.
III. INTELIGENSI Dan AKIBAT KELEMAHANNYA.
Inteligensi sesungguhnya bukan saja menggambarkan daya
intelektual atau kemampuan berfikir, tetapi juga menggambarkan daya penyesuaian
diri,kemampuan mengembangkan diri ,dan kemampuan menyerap norma sosial .
kepekaan anak tunagrahita menerima informasi yang komplek mengakibatkan mereka
mengalami kesulitan dalam pengorganisasian bahan yang dipelajari. Oleh karena
itu sulit bagi nak menangkap informasi yang kompleks.
IV.PERKEMBANGAN FISIK ANAK TUNAGRAHITA.
Perkembangan fisik anak tunagrahita tertinggal jauh oleh
anak normal . ada pula yang menyamai
anak normal. Diantara yang menyamai atau hampir menyamai anak normal adalah
fungsi perkembangan jasmani dan motorik. Perkembangan motorik dan jasm,ani anak
tunagrahita tidak secepat nak normal. Perkembangan motorik anak mencakup dua
hal yaitu kelompok pertama adalah berjalan, melompat, melempar dan kelaompok
kedua adalah menulis,menyulam ,menggunting.
Gerakan yang kita lakukan hampir setiap hari secara
otomatis namun bagi anak tunagrahita harus mempelajari secara khusus. Artinya
mereka mengalami gangguan dalam gerakan motoriknya.
V. PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TUNAGRAHITA
Bahwa anak tunagrahita banyak mengalami gangguan dalam
perkembangan bahasa. Anak tunagrahita umumnya kesulitan dalam menggunakan
bahasa sehingga bahasa yang digunakan
adalah bahasa sederhana yang sering digunakan. Anak tunagrahita lambat tidak
seperti anak normal.
VI. EMOSI PENYESUAIAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN ANAK
TUNAGRAHITA.
Pada anak tunagrahita ringan kehidupan emosinya tidak
jauh dengan anak normal akan tetapi tidak sekaya anak normal. Anak tunagrahita
dapat memperlihatkan kesedihan tapi sukar menggambarkan suasana terharu. Mereka
bisa mengekspresikan kegembiraan ,tetapi sulit mengungkapkan kekaguman.
VII. DAMPAK KETUNAGRAHITAAN.
Orang yang paling banyak menanggung beban akibat
ketunagrahitaan adalah orang tua dan keluarga anak tersebut. Oleh karenma itu
dikatakan penanganan anak tunagrahita merupakan psikiatri keluarga. Keluarga
anak tunagrahita berada dalam resiko mereka menghadapi resiko yang berat. Saudara-saudara
anak tersebut pun menghadapi hal-hal yang bersifat emosional.
Pada umumnya masyarakat kurang mengacuhkan anak
tunagrahita. Bahkan tidak dapat membedakan dari orang gila secara umum. Orang
tua tidak mempunyai gambaran mengenai masa depan anak tunagrahita. Mereka
kurang mengetahui layanan yang dibutuhkan oleh anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar