Rabu, 27 Januari 2016

ORTHOPEDI




Sendi siku: sendi ini mempunyai 2 gerak :
-       fleksi dan ekstensi.
Fleksi : gerak dari lurus menjadi bengkok.
Ekstensi : gerak dari bengkok menjadi lurus
-       Suspinasi dan pronasi.
Suspinasi ; gerak menelungkupkan lengan mulai dari siku ,sendi ujung lengan menetap di suatu tempat.
Pronasi : gerakan kebalikannya yaitu gerak menengadah.

Pergelangan tangan ada 3 gerak :
a.     gerak fleksi dan ekstensi (Fleksi: menelungkupkan telapak tangan yang bergerak hanya sendi pergelangan , ekstensi gerak kebalikan yaitu gerak menengadahkan telapak tangan.

b.     Fleksi menyamping ialah gerak menelungkupkannya ke arah samping.


c.     Sirkumduksi pergelangan adalahmembuat lingkaran dg ujung tangan dengan ujung tangan yang bergerak.hanya sendi pergelangan.

Sendi jari tangan ada 3 gerak ;
@ yaitu gerak flesi dan ekstensi yang melengkung dan melurus.
@abduksi dan adduksi à yang merenggang dan merapatnya 
     jari-jari tangan ke jari tengah. Serta sirkumduksi membuat
     lingkaran dengan ujung jari.
@ gerak apotemen yaitu mendekatkan ibu jari kepada
     kelingking.

Sendi pangkal paha ( sama sendi bahu).
Sendi lutut; mempengaruhi gerak fleksi dan ekstensi yaitu gerak menelungkup dan meluruskan.
Sendi pergelangan kaki

GERAK TIDAK NORMAL:
bisa terjadi karena berasal dari otak, otot (lembek / layuh) tulang, sendi.
Manfaat mengetahui gerak tidak normal : dapat menghubungkan dengan cabang ilmu ortopedi, mengenal sifat gerak dan hambatan yang timbul.
Cabang ilmu ortopedi menguraikan dan penjelasan tentang kelainan tubuh akibat gangguan sistem otot tulang, gangguan sistem otot saraf akibat cacat lahir atau diperoleh setelah lahir.
Ortopedi akan menguraikan kelainan fisik dg kelainan fungsi serta penanggulangan secara menyeluruh meliputi aspek fisik dan mental psikologis.

Faktor penyebab gerak tidak normal :
1.     kelainan gerak bedasarkan faktor lokasi kelainan otak.
2.     kelainan gerak berdasar faktor kelainan otot(tonus otot )
3.     kelainan gerak berdasar sifat pola gerak yg timbul atau disebut faktor kinematik.
4.     kelainan gerak berdasarkan kelumpuhan otot pada anggota gerak atas(tangan) anggota gerak bawah(kaki)

Pengertian gerak tidak normal ialah gerakan tbh secara keseluruhan yg menyimpang baik dilihat :
Dari keadaan otot disebut tonus otot.
                             Dari sifat pola gerakan sendi (kinematik).
                             Dari derajatnya baik scr keseluruhan/lokal

Tuna Daksa adalah anak yg mengalami cacat fisik disertai dengan gerak tidak normal.

Faktor penyebab dan tanda kelainan gerak yang timbul. Tanda kelainan gerak berdasar faktor lokasi kelainan otak yaitu :
a.     kelainan otak lokasi otak besar ( cerebrum).
b.     Lokasi otak kecil ( cerebelum).

Otak besar ( cerebrum) dibagian atas daerah :
a.        daerah traktus piramidalis
b.        daerah traktus ekstra piramidalis.

Tanda a :
1. kelainan gerak akibat faktor kelainantraktus piramida.
Traktus piramidalis berfungsi mengendalikan tonus otot agar tetap  normal.
1
Traktus berfungsi menghambat tonus berlebihan. Tonus yang berlebihan otot mengalami spastik. Makin lemah fungsi traktur piramidalis mka nilai spastisitasnya makin tinggi.

2. kelainan gerak akibat faktor kelainan traktus ekstra piramidalis.
Traktus ekstra piramidalis berfungsi mengendalikan pola gerak yg timbul kelainan pola gerak antara lain :
- jenis ortosis,
- chorea,
-tremor,
-distonia,
-rigiditas.
3. kelainan gerak berdasarkan faktor kelainan otak kecil (cerebelum)
Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh.

Tanda b
Kelainan berdasarkan faktor kelainan pada otot ( disebut tonus otot).
3 komponen alat gerak yaitu : 1. sendi
     2. otot
     3. saraf
       
( bila salah satu komponen mengalami kelainan maka gerakan yg ditimbulkan akan tidak normal).

Ketiga komponen secara garis besar dibagi 2:
1. Kelainan otot dan saraf yg dinamakan kelainan tonus otot.
2. Kelainan gabungan sendi , otot, saraf yg disebut gerak kinematik.

Gerak tidak normal dibagi berdasarkan tonus otot dan sifat pola gerak ( kinematik ) ada 2 :
1. berdasarkan tonus otot terdiri:
        a. gerak tidak normal akibat hipotonus.
        b. gerak tidak normal akibat hipertonus.
2. berdasarkan sifat pola gerak ( kinematik) terdiri:
        a. gerak tidak normal akibat hipokinetik.
        b. gerak tidak normal akibat hiperkinematik.

Kelainan gerak berdasar tonus otot :
Hipotonus : sendi digerakkan secara pasif tonus otot dirasakan kurang dari normal atau tahanan yg dirasakan berkurang dari nilai rata-rata normal.
Hipertonus : apabila sendi digerakkan secara pasif dan tonus otot sewaktu diraba terasa tambah atau lebih tegang dan dirasakan lebih dari normal.
Kontraksi otot ; proses terjadinya memanjang dan memendek otot.
Gerak tidak normal akibat kelainan sifat pola gerak ( kinematik ).
Sifat pola gerak kinematik adalah sifat tubuh dilihat secara geometris tanpa memperhatikan sumber arah dan jenis tenaga.
Sifat gerak adalah kecepatan gerakan sendi lambat atau cepat.

Pola gerak : lebih ditujukan kepada jenis gerak.
Contoh : #Sendi siku memiliki pola gerak lurus disebut pola
                 gerak ekstensi.
              # Apabila gerakan sendi lambat dan tak banyak pola
                 gerak maka gerakan disebut gerak hipokenematik.
              # Dan apabila gerakannya cepat & variasi polanya
                 banyak pola gerak ini disebut gerak hiperkinematik.
Gerak tidak normal akibat hipokinematik .
Hipokinematik timbul akibat kekuatan otot yg kurang atau lemah sehingga tonus otot kurang akibatnya gerakan yg timbul menjadi lambat, juga terjadi tonus berlebihan sehingga gerakan sendi menjadi lambat.
Contoh anak yg mengalami hipotonus akan mengalami gerakan
             lambat / hipokineika.
             Anak yg spatik dimana tonus otot kuat gerakan akan
              lambat
Mobilisasi : berguling, merangkak, berjalan, seperti kaki menyilang seperti gunting.

Gerak tidak normal akibat hiperkinetika.
Gerakan hiperkinematik timbul karena keadaan otot hipotonus maupun otot hipertonus. Gerakan ini dapat diketahui maupun hipertonus. Gerakan ini dapat diketahui dengan pola gerak yg bervariasi ke segala arah , yg tidak normal disebut Diskenesia.
Gerak hiperkinetik diskinesia pertama karena gerakan tidak disadari dan tidak terkontrol tidak terkoordinasi dengan baik.
Gerakan adanya tendensi bervariasi derajat ketegangan tonus otot tibul akibat spontan.
2

Gerak athetosis ialah gerak yg tdk disadari tdk terkontrol ,tdk diduga, tdk jelas tujuannya. Contoh gerakan cacing.
Gerak distonia adalah gerakan lambat dari tubuh akibat tonus otot berlebihan atau hipertonus, tubuh pada posisi sulit dikontrol.

Gerak tremor yaitu gerak berirama amplitudo kecil secara bergantian misal fleksor dengan lawannya ekstensor.
Gerak ataxia yaitu gerakan gangguan keseimbangan sehingga kelihatan tubuh tdk stabil. Penyebab rasa raba kurang sempurna dan tonus otot kurang.

Jadi dalam ortopedi :
Hipotonus penanggulangannya menekankan pada peningkatan kekuatan otot.
Hipertonus penanggulangannya ditekankan kepada pengontrolan tonus otot agar lebih lemas.
Tanda kelainan gerak berdasarkan kelumpuhan otot pada anggota gerak atas atau tangan dan anggota gerak bawah atau kaki :
Berdasar lokasi dari sisi tubuh atas bawah jenis kelumpuhan dibagi :
1. Kelumpuhan diplegia.
    Kelumpuhan ke empat gerak yaitu pertama karena kaki yg  
    terberat , sedang kedua anggota atas / lengan lebih ringan.
2. Kelumpuhan paraplegia adalah kelumpuhan mengenai kedua
    anggota gerak bawah atau kaki. Jenis kelumpuhan otot adalah
    otot spastik.
3. Kelumpuhan tetraplegia ( quadriplegia).
    Kelumpuhan 4 ( tetra) anggota gerak . bila banyak terkena
     anggota bawah / kaki maka kondisi ototnya adalah spastik.
     Sebaliknya bila yang terkena banyak anggota gerak atas / 
     tangan maka type gerak yg tdk normal adalah diskinesia.
     Kadang-kadang ditemukan gradasi perubahan kelumpuhan  
     dari paraplegia dan akhirnya ke quadriplegia.

4. kelumpuhan hemiplegia = setengah badan
    kelumpuhan yang mengenai setengah badanapabila yg  
    terkena paling berat anggota gerak atas, maka kondisi otot  
    adalah spstik.
    Biasanya penderita lumpuh / hemiplegia sebelah kanan maka
    mengalami gangguan bicara disebut aphasia.
5. kelumpuhan tiga anggota gerak ( triplegia).
    Kelumpuhan dua kaki atau anggota gerak bawah dan satu
    tangan. Ini gabungan dari paraplegia dan hemiplegia atau
    quadriplegia yang komplit.
6. kelumpuhan satu anggota gerak ( monoplegia ). Biasanya
     mengenai kaki dan ototnya spastik.
7. kelumpuhan seluruh anggota gerak ( double hemiplegia ) yaitu
    kelumpuhan dua kali hemiplegia atau dua kaki lumpuh
    sebelah badan.

Tujuan mempelajari kelainan gerak bagi pendidikan khusus

1. memahami tindakan ortopedi dalam hubungannya
    pemeliharaan fungsi.
2. bila dihubungkan dg pend. Maka dasar-dasar pendidikan akan
    disesuaikan keadaan murid.

Anak tuna daksa akibat paraplegia ( kelumpuhan dua gerak bawah).
Anak mengalami hambatan fungsi mobilitas, sedang fungsi tangan masih baik. Hambatan yg dialami dlm pend hanya mobilitas untuk aktifitas belajar.

Anak tuna daksa akibat lumpuh sebelah badan ( hemiplegia ). Anak mengalami hemiplegia akan menghambat pelaksanaan fungsi kegiatan pendidikan karena mengalami gangguan fungsi tangan . maka perlu  dipahami karakter dari kelainan seperti :
= gerakan lambat.
= akibat otot saraf lemah.
= sangat tegang dan sendi kaku.

Anak tuna daksa dg kelumpuhan slrh anggota gerak (quadriplegia ) (triplegia), mengalami kelumpuhan dan hanya satu anggota gerak atas yg berfungsi anak tunadaksa mengalami hambatan fungsi lebih berat. Terdapat gangguan fungsi mobilitas dengan sendirinya akibat terhambat posisi kegiatan belajar.

Ada hubungan, yg erat sering terjadinya serangan kejang akan menghambat proses belajar.

3
Adapun kelumpuhan yg perlu diperhatikan :
1. bila tangan yg mengalami kelainan fungsi lebih berat
    kemungkinan terjadinya sering mengalami kejang , akhirnya  
    pengaruh kecerdasan yg rendah pada anak.
2. kalau anak mengalami ( paraplegia) dan dua anggota gerak
    bawah , anak akan jarang kejang atau sedikit kejangnya,
    maka dg kecerdasannya tdk begitu rendah atau tidak banyak
    mengganggu kecerdasan.

Bila nak penderita tetraplegia atau hemiplegia maka serangan kejang lebih banyak dan kecerdasan bisa rendah.
Bila gerak otot normal dan sifat gerakannya atetoid. Gejala kejang sedikit kecerdasan anak normal, jika dibanding dg anak yang ototnya spastik.
Tanda kelainan gerak berdasarkan faktor derajat kelainan gerak yang timbul.

Derajat kelainan dihubungkan gangguan fungsi yg ada hubungannya kegiatan sehari-hari :
1. derajat ringan ( mild ) tandanya :
      a. mampu ambulasi à jalan tanpa bantuan.
      b. mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti makan,  
          minum, berpakaian tanpa bantuan ( hanya diawasi ).
      c. mampu berkomuniksi dengan orang lain.
2. derajat moderat ( tandanya gangguan fungsi ).
     a. adanya hambatan dalam mobilitas dan memelihara diri
         sendiri sehingga perlu bantuan minimal.
     b. hambatan komunikasi sudah mulai ada.
3. derajat berat ( severe ) tanda tuna daksa gangguan fungsi
     berat.
     a. ada gangguan mobilitas sehingga anak hanya tinggal di
         tempat tidur / memakai kursi roda.
     b. perlu bantuan penuh di dalam kegiatan memelihara diri
         seperti makan  minum mandi berpakaian.
     c. adanya hambatan komunikasi ,anak susah menyampaikan
         kehendaknya dan atau susah menerima / tidak mau   
         menerima  perintah.

Osteoporosis yaitu pencegahan atau upaya akan memberi alat untuk mencegah kontraktur sendi dan memudahkan mobilitas atau mencegah rusaknya tulang.

Hubungan derajat gangguan fungsi bagi kepentingan pendidikan bagi anak tunadaksa:
a.     anak dengan derajat kelainan ringan tidak banyak kesulitan dalam mengikuti pend. Hanya pelu perhatian khusus , akibat kurang perhatian.

b.     Anak derajat kelainan sedang sudah mulai hambatan fungsi yg cenderumg menjadi berat, maka memberikan pendidikan dan pelajaran agak berbeda, mengingat kapasitas fungsi mulai terbatas. Upaya pencegahan gangguan fungsi akibat gangguan lebih lanjut perlu diperhatikan pula.
c.     Anak derajat fungsi berat ditekankan dalam penanganannya hanya dapat memberikan pendidikan bagi keluarga apa yang bermanfaat bagi anak.

Kelainan gerak.
Pengertiannya adalah kelainan komponen alat gerak yang terdiri dari otot, tulang, sendi, saraf, serta pembuluh darah.
Kelainan dapat berbentuk lokal, sekitar sendi, dan kedua secara keseluruhan seperti akibat kelainan sistem otot dan sistem saraf.
1. kelainan alat gerak bersifat lokal . ditujukan alat gerak seperti otot tulang, sendi , dan jaringan di sekitar sendi.
Perubahan otot diakibatkan istirahat lama kurang bergerak, atau terlalu benyak digerakkan selama latihan.

Atropi : isi otak kurang bila diukur garis tengah berkurang.
Distrop : yaitu pertambahan isi otot akibat otot bertambah besar 
              karena terkumpulnya jaringan ikat.

Distropi : yaitu pertambahnya isi akibat terkumpulnya jaringan ikat.
Histropi : yaitu bertambahnya isi otot akibat serabut otot bertambah besar.
Tulang dan sendi akan berkelainan bila tidak digerakkan atau digerakkan dengan paksa.
Sendi yang kaku disebut Joint stiffness.

Faktor terhadap kelainan sendi :
1.     immobilisasi dan inaktivitas istirahat lama mengakibatkan sendi lama tidak digerakkan.
4
2.     sendi akan membengkak akibat infeksi dan rematik.Sendi membengkak maka digerakkan terasa sakit.
3.     akibat tulang kurang mendapat beban kearah panjang, maka tulang akan mengalami perubahan disebut ostioporosis.
4.     kelainan di dalam sendi seperti : patah tulang, robeknya tulang rawan. kelainan robeknya urat disekitar sendi seperti : liga mentum krusiatium dan kelainan bawaan seperti patella tidak tumbuh

kelainan alat gerak bersifat sistematis ( Menyeluruh ) penyebabnya adalah penyakit atau kelainan bawaan.
Kelainan alat gerak akibat cerebralpalsy kelainan alat gerak akibat penyakit palsy karena CP yang diserang saraf pusat sehingga otot menjadi lemah atau lumpuh. CP mula-mula lembek ( flasid ) selanjutnya otot menjadi tegang disebut otot spastik.

Gangguan alat gerak akibat CP adalah :
1.     adanya otot yg lemah ( flaksid ) menghambat gerak aktif dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
2.     adanya otot spastik secara lokal menyebabkan sendi susah digerakkan dan sendi akan menjadi kaku dan kontraktur serta deformasi.
3.     adanya spastik secara keseluruhan akan menghambat fungsi tubuh untuk mobilitasi , berguling, merangkak, duduk stabil, berdiri stabil dan kontrol postur serta berjalan.
4.     adanya otot flaksid dan spastik akan menghambat fungsi tangan untuk kegiatan sehari-hari seperti: makan, minum , berpakaian, bahkan untuk belajar.

KELAINAN ALAT GERAK POLIO.
Penyakit polio akan timbul kelainan pada otot dimana penyakit ini menyerang sel saraf di susmsum tuslng belakang atau medulla spinalis. Kelainan otot yg timbul adalah lumpuh sehingga otot menjadi kecil.
Perkembangan :
Rangsangan kearah panjang tulang berasal dari tarikan otot yg lumpuh mengakibatkan pertumbuhan tulang terhambat sehingga tulang menjadi pendek.
Karena otot di sekitar sendi lumpuh maka sendi tidak stabil dan akhirnya sendi mengalami perubahan bentuk (deformitas sendi ).

Jenis deformitas sendi :
1.     kelainan pada pergelangan telapak kaki antara lain :
1)     kaki jinjit ( equi nus foot ).
2)     Kaki melipat ke dalam ( kaki eversi ).
2.     deformitas pada kaki adalah akibat kaki pendek sebelah , sehingga jalan kaki pincang sering ditemukan lutut pada posisi melipat.
3.     pada tulang belakang akibat polio ditemukan kelainan miring ke samping ( skoliosis ) kelihatan miring dan bahu tinggi sebelah.

Akibat polio akan terjadi kelainan sebagai berikut :
a)     Kaki timbul kelainan otot kecil sehingga pola jalan terganggu akibat kaki dan tangan menjadi pendek.
b)     Kelainan sendi lutut melipat pergelangan kaki yang jinjit melipat keluar dan kedalam.
c)     Kelainan pada tulang belakang sehingga badan menjadi bungkuk dan bahu menjadi tinggi sebelah ini disebut skoliosis .

Kelainan alat gerak akibat penyakit otot ( muskul distropi ).
Muskular distropi akan menyerang otot anggota gerak atas dan bawah sendi.
Otot yang membesar disebut distropi.
Akibat terkumpulnya jaringan ikat.
Fungsi alat gerak otot dystropy akan menyebabkan gangguan lokal dan gangguan menyeluruh.
Gangguan lokal :
- lokal akibat distropi : kekuatan otot akan meurun jadi gerak sendi lamban dan tidak stabil. Akibatnya sendi pada posisi melipat dan atau kaki menjadi jinjit. Yang mengalami yaitu : sendi paha, sendi lutut, sendi pergelangan kaki.
Gangguan keseluruhan .
Akibat otot distropy menimbulkan gangguan mobilitas terutama jalan naik tangga . adanya distropy terjadi perubahan fungsi tangan dan alat gerak lainnya sebagai berikut :
1.     Adanya distropy maka kekuatan otot menurun dan gerakan sendi atau tubuh lambat.
5
2.     Gangguan mobilitas seperti : berguling,merangkak ,duduk, berdiri , dan jalan.
3.     gangguan gerak sendi akibat sendi kaku ( kontraktur ).
4.     Bila terjadi pada tangan maka fungsi akan menurun.

Kelainan alat gerak akibat cacat bawaan atau diperoleh :
Kelainan alat gerak bawaan dibawa sejak lahir ( amputi ).
Kelainan gerak yang diperoleh akibat operasi amputasi.

Hubungan kelainan alat gerak akibat amputee dengan fungsi secara sederhana sebagai berikut :
a)     Akibat amputase maka sebagian dari anggota gerak hilang. Dengan sendirinya fungsi untuk kegiatan hilang menurun.
b)     Bila bagian tubuh yang hilang makin panjang atau sendi banyak yang hilang maka fungsi bagian tubuh akan lebih menurun. Dengan demikian makin banyak sendi palsu yang dibuat makin berat alat tersebut dan makin susah penggunaannya. Contoh : mengoperasikan alat , akibat sendi siku hilang lebih susah dibandingkan apabila sendi normal.
c)     Apabila alat protesa yang dibuat banyak sendi palsunya maka penggunaannya banyak memerlukan motivasi yang tinggi dan latihan yang tekun serta energi yang banyak.
d)     Protese yg dipakai harus sesuai dengan ukuran postur yang diganti. Bila penyesuaian tubuh kurang gerakan yang ditimbulkannya akan kasar.
e)     Pemberian dan pemakaian alat yang dini lebih cepat dan mudah menyesuaikan diri secara psikologis trauma kehilangan bagian tubuh makin dikurangi dan segera teratasi. Dari segi pendidikan anak tuna daksa adanya cacat bawaan / diperoleh perlu protese maka selama kegiatan pendidikan perlu disesuaikan dengan kemampuan penggunaan alat bantu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOMBA LKSN 2021