Sendi siku: sendi ini mempunyai 2 gerak :
- fleksi dan ekstensi.
Fleksi : gerak
dari lurus menjadi bengkok.
Ekstensi : gerak
dari bengkok menjadi lurus
- Suspinasi dan pronasi.
Suspinasi ; gerak
menelungkupkan lengan mulai dari siku ,sendi ujung lengan menetap di suatu
tempat.
Pronasi : gerakan
kebalikannya yaitu gerak menengadah.
Pergelangan tangan ada 3 gerak :
a. gerak fleksi dan ekstensi (Fleksi: menelungkupkan telapak tangan yang
bergerak hanya sendi pergelangan , ekstensi gerak kebalikan yaitu gerak menengadahkan
telapak tangan.
b. Fleksi menyamping ialah gerak menelungkupkannya ke arah samping.
c. Sirkumduksi pergelangan adalahmembuat lingkaran dg ujung tangan dengan
ujung tangan yang bergerak.hanya sendi pergelangan.
Sendi jari tangan ada 3 gerak ;
@ yaitu gerak
flesi dan ekstensi yang melengkung dan melurus.
@abduksi dan
adduksi à yang merenggang dan merapatnya
jari-jari tangan
ke jari tengah. Serta sirkumduksi membuat
lingkaran dengan ujung jari.
@ gerak apotemen
yaitu mendekatkan ibu jari kepada
kelingking.
Sendi pangkal paha
( sama sendi bahu).
Sendi lutut; mempengaruhi
gerak fleksi dan ekstensi yaitu gerak menelungkup dan meluruskan.
Sendi pergelangan kaki
GERAK
TIDAK NORMAL:
bisa terjadi
karena berasal dari otak, otot (lembek / layuh) tulang, sendi.
Manfaat mengetahui
gerak tidak normal : dapat menghubungkan dengan cabang ilmu ortopedi, mengenal
sifat gerak dan hambatan yang timbul.
Cabang ilmu
ortopedi menguraikan dan penjelasan tentang kelainan tubuh akibat gangguan
sistem otot tulang, gangguan sistem otot saraf akibat cacat lahir atau
diperoleh setelah lahir.
Ortopedi akan
menguraikan kelainan fisik dg kelainan fungsi serta penanggulangan secara
menyeluruh meliputi aspek fisik dan mental psikologis.
Faktor
penyebab gerak tidak normal :
1. kelainan gerak bedasarkan faktor lokasi kelainan otak.
2. kelainan gerak berdasar faktor kelainan otot(tonus otot )
3. kelainan gerak berdasar sifat pola gerak yg timbul atau disebut faktor
kinematik.
4. kelainan gerak berdasarkan kelumpuhan otot pada anggota gerak atas(tangan)
anggota gerak bawah(kaki)
Pengertian
gerak tidak normal ialah gerakan tbh secara
keseluruhan yg menyimpang baik dilihat :
Dari keadaan otot disebut tonus otot.
Dari sifat pola gerakan
sendi (kinematik).
Dari derajatnya baik scr
keseluruhan/lokal
Tuna Daksa adalah anak yg mengalami cacat fisik disertai dengan gerak tidak normal.
Faktor penyebab
dan tanda kelainan gerak yang timbul. Tanda
kelainan gerak berdasar faktor lokasi kelainan otak yaitu :
a. kelainan otak lokasi otak besar ( cerebrum).
b. Lokasi otak kecil ( cerebelum).
Otak
besar ( cerebrum) dibagian atas daerah :
a.
daerah traktus piramidalis
b.
daerah traktus ekstra piramidalis.
Tanda a :
1. kelainan gerak
akibat faktor kelainantraktus piramida.
Traktus
piramidalis berfungsi mengendalikan tonus otot agar tetap normal.
1
Traktus berfungsi
menghambat tonus berlebihan. Tonus yang berlebihan otot mengalami spastik.
Makin lemah fungsi traktur piramidalis mka nilai spastisitasnya makin tinggi.
2. kelainan gerak
akibat faktor kelainan traktus ekstra piramidalis.
Traktus ekstra
piramidalis berfungsi mengendalikan pola gerak yg timbul kelainan pola gerak antara
lain :
- jenis ortosis,
- chorea,
-tremor,
-distonia,
-rigiditas.
3. kelainan gerak
berdasarkan faktor kelainan otak kecil (cerebelum)
Otak kecil
mengatur keseimbangan tubuh.
Tanda b
Kelainan berdasarkan
faktor kelainan pada otot ( disebut tonus otot).
3 komponen alat
gerak yaitu : 1. sendi
2. otot
3. saraf
( bila salah satu
komponen mengalami kelainan maka gerakan yg ditimbulkan akan tidak normal).
Ketiga
komponen secara garis besar dibagi 2:
1. Kelainan otot
dan saraf yg dinamakan kelainan tonus otot.
2. Kelainan
gabungan sendi , otot, saraf yg disebut gerak kinematik.
Gerak tidak normal
dibagi berdasarkan tonus otot dan sifat pola gerak ( kinematik ) ada 2 :
1. berdasarkan
tonus otot terdiri:
a. gerak tidak normal akibat hipotonus.
b. gerak tidak normal akibat hipertonus.
2. berdasarkan
sifat pola gerak ( kinematik) terdiri:
a. gerak tidak
normal akibat hipokinetik.
b. gerak tidak normal akibat
hiperkinematik.
Kelainan
gerak berdasar tonus otot :
Hipotonus : sendi digerakkan
secara pasif tonus otot dirasakan kurang dari normal atau tahanan yg dirasakan
berkurang dari nilai rata-rata normal.
Hipertonus : apabila sendi
digerakkan secara pasif dan tonus otot sewaktu diraba terasa tambah atau lebih
tegang dan dirasakan lebih dari normal.
Kontraksi otot ;
proses terjadinya memanjang dan memendek otot.
Gerak tidak normal
akibat kelainan sifat pola gerak ( kinematik ).
Sifat pola gerak kinematik adalah sifat tubuh dilihat secara geometris tanpa memperhatikan sumber arah dan
jenis tenaga.
Sifat gerak adalah kecepatan
gerakan sendi lambat atau cepat.
Pola gerak : lebih
ditujukan kepada jenis gerak.
Contoh : #Sendi siku
memiliki pola gerak lurus disebut pola
gerak ekstensi.
# Apabila gerakan sendi lambat
dan tak banyak pola
gerak maka gerakan disebut gerak
hipokenematik.
# Dan apabila gerakannya cepat
& variasi polanya
banyak pola
gerak ini disebut gerak hiperkinematik.
Gerak tidak normal
akibat hipokinematik .
Hipokinematik
timbul akibat kekuatan otot yg kurang atau lemah sehingga tonus otot kurang
akibatnya gerakan yg timbul menjadi lambat, juga terjadi tonus berlebihan sehingga
gerakan sendi menjadi lambat.
Contoh anak yg
mengalami hipotonus akan mengalami gerakan
lambat / hipokineika.
Anak yg spatik dimana tonus otot
kuat gerakan akan
lambat
Mobilisasi :
berguling, merangkak, berjalan, seperti kaki menyilang seperti gunting.
Gerak tidak normal akibat hiperkinetika.
Gerakan
hiperkinematik timbul karena keadaan otot hipotonus maupun otot hipertonus.
Gerakan ini dapat diketahui maupun hipertonus. Gerakan ini dapat diketahui
dengan pola gerak yg bervariasi ke segala arah , yg tidak normal disebut Diskenesia.
Gerak hiperkinetik
diskinesia pertama karena gerakan tidak disadari dan tidak terkontrol tidak
terkoordinasi dengan baik.
Gerakan adanya
tendensi bervariasi derajat ketegangan tonus otot tibul akibat spontan.
2
Gerak athetosis ialah
gerak yg tdk disadari tdk terkontrol ,tdk diduga, tdk jelas tujuannya. Contoh
gerakan cacing.
Gerak distonia adalah
gerakan lambat dari tubuh akibat tonus otot berlebihan atau hipertonus, tubuh
pada posisi sulit dikontrol.
Gerak tremor yaitu
gerak berirama amplitudo kecil secara bergantian misal fleksor dengan lawannya
ekstensor.
Gerak ataxia yaitu
gerakan gangguan keseimbangan sehingga kelihatan tubuh tdk stabil. Penyebab
rasa raba kurang sempurna dan tonus otot kurang.
Jadi dalam
ortopedi :
Hipotonus
penanggulangannya menekankan pada peningkatan kekuatan otot.
Hipertonus
penanggulangannya ditekankan kepada pengontrolan tonus otot agar lebih lemas.
Tanda kelainan
gerak berdasarkan kelumpuhan otot pada anggota gerak atas atau tangan dan
anggota gerak bawah atau kaki :
Berdasar lokasi
dari sisi tubuh atas bawah jenis kelumpuhan dibagi :
1. Kelumpuhan
diplegia.
Kelumpuhan ke empat gerak yaitu pertama
karena kaki yg
terberat , sedang kedua anggota atas /
lengan lebih ringan.
2. Kelumpuhan
paraplegia adalah kelumpuhan mengenai kedua
anggota gerak bawah atau kaki. Jenis
kelumpuhan otot adalah
otot spastik.
3. Kelumpuhan
tetraplegia ( quadriplegia).
Kelumpuhan 4 ( tetra) anggota gerak . bila
banyak terkena
anggota bawah / kaki maka kondisi ototnya
adalah spastik.
Sebaliknya bila yang terkena banyak
anggota gerak atas /
tangan maka type gerak yg tdk normal
adalah diskinesia.
Kadang-kadang
ditemukan gradasi perubahan kelumpuhan
dari paraplegia dan akhirnya ke
quadriplegia.
4. kelumpuhan
hemiplegia = setengah badan
kelumpuhan yang mengenai setengah
badanapabila yg
terkena paling berat anggota gerak atas,
maka kondisi otot
adalah spstik.
Biasanya penderita lumpuh / hemiplegia
sebelah kanan maka
mengalami gangguan
bicara disebut aphasia.
5. kelumpuhan tiga
anggota gerak ( triplegia).
Kelumpuhan dua kaki atau anggota gerak
bawah dan satu
tangan. Ini
gabungan dari paraplegia dan hemiplegia atau
quadriplegia yang komplit.
6. kelumpuhan satu
anggota gerak ( monoplegia ). Biasanya
mengenai
kaki dan ototnya spastik.
7. kelumpuhan
seluruh anggota gerak ( double hemiplegia ) yaitu
kelumpuhan dua kali hemiplegia atau dua
kaki lumpuh
sebelah badan.
Tujuan
mempelajari kelainan gerak bagi pendidikan khusus
1. memahami
tindakan ortopedi dalam hubungannya
pemeliharaan fungsi.
2. bila
dihubungkan dg pend. Maka dasar-dasar pendidikan akan
disesuaikan keadaan murid.
Anak tuna daksa
akibat paraplegia ( kelumpuhan dua gerak bawah).
Anak mengalami
hambatan fungsi mobilitas, sedang fungsi tangan masih baik. Hambatan yg dialami
dlm pend hanya mobilitas untuk aktifitas belajar.
Anak tuna daksa
akibat lumpuh sebelah badan ( hemiplegia ). Anak mengalami hemiplegia akan
menghambat pelaksanaan fungsi kegiatan pendidikan karena mengalami gangguan
fungsi tangan . maka perlu dipahami
karakter dari kelainan seperti :
= gerakan lambat.
= akibat otot
saraf lemah.
= sangat tegang
dan sendi kaku.
Anak tuna daksa dg
kelumpuhan slrh anggota gerak (quadriplegia ) (triplegia), mengalami kelumpuhan
dan hanya satu anggota gerak atas yg berfungsi anak tunadaksa mengalami
hambatan fungsi lebih berat. Terdapat gangguan fungsi mobilitas dengan
sendirinya akibat terhambat posisi kegiatan belajar.
Ada hubungan, yg
erat sering terjadinya serangan kejang akan menghambat proses belajar.
3
Adapun kelumpuhan
yg perlu diperhatikan :
1. bila tangan yg
mengalami kelainan fungsi lebih berat
kemungkinan terjadinya sering mengalami
kejang , akhirnya
pengaruh kecerdasan yg rendah pada anak.
2. kalau anak
mengalami ( paraplegia) dan dua anggota gerak
bawah , anak akan jarang kejang atau
sedikit kejangnya,
maka dg kecerdasannya tdk begitu rendah
atau tidak banyak
mengganggu kecerdasan.
Bila nak penderita
tetraplegia atau hemiplegia maka serangan kejang lebih banyak dan kecerdasan
bisa rendah.
Bila gerak otot
normal dan sifat gerakannya atetoid. Gejala kejang sedikit kecerdasan anak
normal, jika dibanding dg anak yang ototnya spastik.
Tanda kelainan
gerak berdasarkan faktor derajat kelainan gerak yang timbul.
Derajat kelainan
dihubungkan gangguan fungsi yg ada hubungannya kegiatan sehari-hari :
1. derajat ringan (
mild ) tandanya :
a. mampu ambulasi à jalan tanpa bantuan.
b. mampu melaksanakan kegiatan
sehari-hari seperti makan,
minum, berpakaian tanpa bantuan (
hanya diawasi ).
c. mampu berkomuniksi dengan orang lain.
2. derajat moderat
( tandanya gangguan fungsi ).
a. adanya hambatan dalam mobilitas dan
memelihara diri
sendiri sehingga perlu bantuan
minimal.
b. hambatan
komunikasi sudah mulai ada.
3. derajat berat (
severe ) tanda tuna daksa gangguan fungsi
berat.
a. ada gangguan mobilitas sehingga anak
hanya tinggal di
tempat tidur / memakai kursi roda.
b. perlu bantuan penuh di dalam kegiatan
memelihara diri
seperti makan minum mandi berpakaian.
c. adanya hambatan komunikasi ,anak susah
menyampaikan
kehendaknya dan atau susah menerima /
tidak mau
menerima perintah.
Osteoporosis yaitu
pencegahan atau upaya akan memberi alat untuk mencegah kontraktur sendi dan
memudahkan mobilitas atau mencegah rusaknya tulang.
Hubungan derajat
gangguan fungsi bagi kepentingan pendidikan bagi anak tunadaksa:
a. anak dengan derajat kelainan ringan tidak banyak kesulitan dalam mengikuti
pend. Hanya pelu perhatian khusus , akibat kurang perhatian.
b. Anak derajat kelainan sedang sudah mulai hambatan fungsi yg cenderumg
menjadi berat, maka memberikan pendidikan dan pelajaran agak berbeda, mengingat
kapasitas fungsi mulai terbatas. Upaya pencegahan gangguan fungsi akibat
gangguan lebih lanjut perlu diperhatikan pula.
c. Anak derajat fungsi berat ditekankan dalam penanganannya hanya dapat
memberikan pendidikan bagi keluarga apa yang bermanfaat bagi anak.
Kelainan
gerak.
Pengertiannya
adalah kelainan komponen alat gerak yang terdiri dari otot, tulang, sendi,
saraf, serta pembuluh darah.
Kelainan dapat
berbentuk lokal, sekitar sendi, dan kedua secara keseluruhan seperti akibat
kelainan sistem otot dan sistem saraf.
1. kelainan alat
gerak bersifat lokal . ditujukan alat gerak seperti otot tulang, sendi , dan
jaringan di sekitar sendi.
Perubahan otot
diakibatkan istirahat lama kurang bergerak, atau terlalu benyak digerakkan
selama latihan.
Atropi : isi otak
kurang bila diukur garis tengah berkurang.
Distrop : yaitu
pertambahan isi otot akibat otot bertambah besar
karena
terkumpulnya jaringan ikat.
Distropi : yaitu
pertambahnya isi akibat terkumpulnya jaringan ikat.
Histropi : yaitu
bertambahnya isi otot akibat serabut otot bertambah besar.
Tulang dan sendi
akan berkelainan bila tidak digerakkan atau digerakkan dengan paksa.
Sendi yang kaku
disebut Joint stiffness.
Faktor terhadap
kelainan sendi :
1. immobilisasi dan inaktivitas istirahat lama mengakibatkan sendi lama tidak
digerakkan.
4
2. sendi akan membengkak akibat infeksi dan rematik.Sendi membengkak maka
digerakkan terasa sakit.
3. akibat tulang kurang mendapat beban kearah panjang, maka tulang akan
mengalami perubahan disebut ostioporosis.
4. kelainan di dalam sendi seperti : patah tulang, robeknya tulang rawan.
kelainan robeknya urat disekitar sendi seperti : liga mentum krusiatium dan
kelainan bawaan seperti patella tidak tumbuh
kelainan alat
gerak bersifat sistematis ( Menyeluruh ) penyebabnya adalah penyakit atau
kelainan bawaan.
Kelainan alat
gerak akibat cerebralpalsy kelainan alat gerak akibat penyakit palsy karena CP
yang diserang saraf pusat sehingga otot menjadi lemah atau lumpuh. CP mula-mula
lembek ( flasid ) selanjutnya otot menjadi tegang disebut otot spastik.
Gangguan alat
gerak akibat CP adalah :
1. adanya otot yg lemah ( flaksid ) menghambat gerak aktif dan fungsi tubuh
secara keseluruhan.
2. adanya otot spastik secara lokal menyebabkan sendi susah digerakkan dan
sendi akan menjadi kaku dan kontraktur serta deformasi.
3. adanya spastik secara keseluruhan akan menghambat fungsi tubuh untuk
mobilitasi , berguling, merangkak, duduk stabil, berdiri stabil dan kontrol
postur serta berjalan.
4. adanya otot flaksid dan spastik akan menghambat fungsi tangan untuk
kegiatan sehari-hari seperti: makan, minum , berpakaian, bahkan untuk belajar.
KELAINAN ALAT
GERAK POLIO.
Penyakit polio
akan timbul kelainan pada otot dimana penyakit ini menyerang sel saraf di
susmsum tuslng belakang atau medulla spinalis. Kelainan otot yg timbul adalah
lumpuh sehingga otot menjadi kecil.
Perkembangan :
Rangsangan kearah
panjang tulang berasal dari tarikan otot yg lumpuh mengakibatkan pertumbuhan
tulang terhambat sehingga tulang menjadi pendek.
Karena otot di
sekitar sendi lumpuh maka sendi tidak stabil dan akhirnya sendi mengalami
perubahan bentuk (deformitas sendi ).
Jenis
deformitas sendi :
1. kelainan pada pergelangan telapak kaki antara lain :
1)
kaki jinjit ( equi nus foot ).
2) Kaki melipat ke dalam ( kaki eversi ).
2. deformitas pada kaki adalah akibat kaki pendek sebelah , sehingga jalan
kaki pincang sering ditemukan lutut pada posisi melipat.
3. pada tulang belakang akibat polio ditemukan kelainan miring ke samping (
skoliosis ) kelihatan miring dan bahu tinggi sebelah.
Akibat polio akan
terjadi kelainan sebagai berikut :
a) Kaki timbul kelainan otot kecil sehingga pola jalan terganggu akibat kaki
dan tangan menjadi pendek.
b) Kelainan sendi lutut melipat pergelangan kaki yang jinjit melipat keluar
dan kedalam.
c) Kelainan pada tulang belakang sehingga badan menjadi bungkuk dan bahu
menjadi tinggi sebelah ini disebut skoliosis .
Kelainan alat
gerak akibat penyakit otot ( muskul distropi ).
Muskular distropi
akan menyerang otot anggota gerak atas dan bawah sendi.
Otot yang membesar
disebut distropi.
Akibat
terkumpulnya jaringan ikat.
Fungsi alat gerak
otot dystropy akan menyebabkan gangguan lokal dan gangguan menyeluruh.
Gangguan lokal :
- lokal akibat
distropi : kekuatan otot akan meurun jadi gerak sendi lamban dan tidak stabil.
Akibatnya sendi pada posisi melipat dan atau kaki menjadi jinjit. Yang
mengalami yaitu : sendi paha, sendi lutut, sendi pergelangan kaki.
Gangguan keseluruhan .
Akibat otot distropy
menimbulkan gangguan mobilitas terutama jalan naik tangga . adanya distropy
terjadi perubahan fungsi tangan dan alat gerak lainnya sebagai berikut :
1. Adanya distropy maka kekuatan otot menurun dan gerakan sendi atau tubuh
lambat.
5
2. Gangguan mobilitas seperti : berguling,merangkak ,duduk, berdiri , dan
jalan.
3. gangguan gerak sendi akibat sendi kaku ( kontraktur ).
4. Bila terjadi pada tangan maka fungsi akan menurun.
Kelainan alat
gerak akibat cacat bawaan atau diperoleh :
Kelainan alat
gerak bawaan dibawa sejak lahir ( amputi ).
Kelainan gerak
yang diperoleh akibat operasi amputasi.
Hubungan kelainan
alat gerak akibat amputee dengan fungsi secara sederhana sebagai berikut :
a) Akibat amputase maka sebagian dari anggota gerak hilang. Dengan sendirinya
fungsi untuk kegiatan hilang menurun.
b) Bila bagian tubuh yang hilang makin panjang atau sendi banyak yang hilang
maka fungsi bagian tubuh akan lebih menurun. Dengan demikian makin banyak sendi
palsu yang dibuat makin berat alat tersebut dan makin susah penggunaannya. Contoh : mengoperasikan alat , akibat sendi siku hilang lebih susah
dibandingkan apabila sendi normal.
c) Apabila alat protesa yang dibuat banyak sendi palsunya maka
penggunaannya banyak memerlukan motivasi yang tinggi dan latihan yang tekun
serta energi yang banyak.
d) Protese yg dipakai harus sesuai dengan ukuran postur yang diganti. Bila
penyesuaian tubuh kurang gerakan yang ditimbulkannya akan kasar.
e) Pemberian dan pemakaian alat yang dini lebih cepat dan mudah
menyesuaikan diri secara psikologis trauma kehilangan bagian tubuh makin
dikurangi dan segera teratasi. Dari segi pendidikan anak tuna daksa adanya
cacat bawaan / diperoleh perlu protese maka selama kegiatan pendidikan perlu
disesuaikan dengan kemampuan penggunaan alat bantu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar