Jumat, 01 Januari 2016

DAMPAK PRIMER dan DAMPAK SEKUNDER ALB




Anak Tuna Netra
Pengertian Tunanetra
Tunanetra berasal dari kata tuna dan netra, yang masing-masing berarti rusak/tidak memiliki dan mata/penglihatan, jadi tunanetra berarti rusak penglihatan. Sedangkan pengertian tunanetra dilihat dari kacamata pendidikan : menurut Barraga N (1983:25) adalah “Individu yang mengalami gangguan fungsi penglihatan untuk mengikuti belajar dan mencapai prestasi secara maksimal”.

 Berdasarkan tingkat ketajaman penglihatan tunanetra dapat dibedakan menjadi:
 1. Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m atau 20/70 feet -20/200
     feet, yang disebut kurang lihat.
 2. Tunanetra dengan ketajaman pengelihatan antara 6/60m atau 20/200 feet atau
      kurang, yang disebut buta.
3.Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebut buta total (totally blind)

    Dampak primer : Bahwa anak Tuna netra terganggu akan penglihatannya.

    Dampak sekunder :
1.      Kenunanetran tidak secara langsung menyebabkan timbulnya masalah kepribadian. Masalah kepribadian cenderung diakibatkan oleh sikap negatif yang diterima anak tunanetra dari lingkungan sosialnya.
2.      Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial. Karena keterampilan tersebut biasanya diperoleh individu melalui model atau contoh perilaku dan umpan balik melalui penglihatan.
3.      Beberapa karakteristik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari ketunanetraanya, adalah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung, dan ketergantungan pada orang lain.
4.      Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa orang tersebut mengalami tunanetra. Hal itu dapat dilihat dari kondisi matanya yang berbeda dengan mata orang awas dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta agak kaku.
5.      Anak tunanetra pada umumnya menunjukan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan orang awas.
6.      Dalam aspek motorik/perilaku, gerakan anak tunanetra terlihat agak kaku dan kurang fleksibel, serta sering melakukan perilaku stereotif, seperti menggosok-gosok mata dan menepuk-nepuk tangan

Anak Tuna Rungu wicara.
Pengertian anak tuna rungu wicara adalah orang yangt mengalami gangguan pendengaran lebih dari 70 dB yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar.
Dampak primer : Bahwa anak Tuna rungu tidak dapat mendengar dan memahami  pembicaraan orang lain.
Dampak sekunder :
  1. perasaan takut terhadap lingkungan , kurang percaya diri.
  2. perhatian anak tuna rungu sukar dialihkan , memiliki sifat polos.
  3. Cepat marah dan mudah tersinggung.
  4. Jalannya kaku dan agak membungkuk.

Anak Tuna Grahita
Pengertian anak Tuna grahita adalah anak yang mengalami gangguan fungsi kecerdasan secara umum berada di bawah usia kronologisnya disertai ketidak mampuan dalam perilaku adaftif.
Untuk memudahkan dalam memberikan layanan pendidikan anak tuna grahita diklasifikasikan :
a)      Tuna grahita ringan.
b)      Tuna grahita sedang.
c)      Tuna grahita berat.
d)     Tuna grahita sangat berat.
Dampak Primer : Bahwa anak tuna grahita terganggu inteligensi / kemampuan akademik.

Dampak sekunder :
  1. anak tidak bisa mengikuti pendidikan sesuai dengan anak umumnya.
  2. Anak merasa minder.
  3. keluarga merasa shock dan tidak siap menerima kekurangan anaknya.
  4. Akan merendahkan martabat keluarga di dalam masyarakat.
  5. Anak kurang mampu bergaul  dengan teman di lingkungan .


Anak Tuna Daksa.
Pengertian  Anak tuna daksa adalah seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit , pertumbuhan yang salah bentuk akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan.
Karakteristik anak tuna daksa:
  1. Anak tuna daksa orthopedi.
  2. Anak Tuna daksa syaraf.
Secara fisik anak Tuna daksa memiliki kesamaan terutama pada fungsi analogi anggota tubuh untuk melakukan mobilitas. Namun apabila dicermati secara seksama sumber ketidak mampuan untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya untuk beratifitas atau mobilitas akan nampak perbedaannya
Dampak primer : Bahwa anak tuna daksa mengalami gangguan gerakan atau mobilitas dengan  menunjukkan kekejangan otot otot yang disebabkan oleh gerakan-gerakan yang kaku karena kekurangannya.
Dampak sekunder :
  1. Pertumbuhan tubuh tidak sempurna.
  2. Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  3. Tidak dapat duduk tenang.
  4. Menghambat perkembangan fungsi kognitif.



Anak Tuna Laras / Tuna sosial.
Pengertian anak tuna laras adalah anak yang melakukan kenakalan wujudnya seperti mencuri , mengganggu orang lain , dan menyakiti orang lain. Misalnya membunuh , memperkosa, anggapan yang demikian itu banyak kesamaannya dengan
( delequiency).
Oleh karena itu perbuatan yang melanggar hukum ,norma sosial merupakan titik pangkal dari tuna sosial .
Dampak primer adalah anak yang melanggar aturan hukum.
Dampak sekunder :
1.      memalukan keluarga
2.      melanggar hukum
3.      anak nakal

anak berbakat adalah  mereka yang mempunyai kecerdasan yang sangat tinggi dibandingkan pada anak pada umumnya , sangat menyolok kecerdasannya, jika diukur dengan IQ hasilnya diatas 140.
Dampak primer : anak yang mempunyai bakat khusus, prestasinya sangat menonjol.
Dampak sekunder : inteligensinya tinggi
                                Kreatifitasnya sangat baik
                                Cepat dalam melakukan tugas-tugasnya.
                                
1.Rehabilitasi, yaitu perspektif user  (penyandang cacat), perspektif hak asasi manusia/rehabilitasi penyandang cacat  selama ini dan peningkatan kesadaran akan pentingnya partisipasi dan pelibatan penyandang cacat serta pengaruh mereka dalam proses rehabilitasi

2.Rehabilitasi selama ini ini sering digambarkan sebagai bentuk dominannya para profesional serta pengeekslusifan dan tersegregasinya (di pusat-pusat rehabilitasi) penyandang cacat dari mainstream masyarakat.

3.Rehabilitasi yang dianggap sebagai upaya pemulihan fungsi fisik atau
mental sebagai akibat kerusakan atau kehilangan fungsi yang disebabkan oleh sakit (penyakit),

4.Rehabilitasi dilaksanakan agar dapat melakuan aktivitas sebagaimana yang "normal" dengan memperbaiki kerusakan atau kehilangan fungsi tersebut,

5.Rehabilitasi sebagai suatu proses yang direncanakan dengan sebaik-baiknya tujuan
serta perangkatnya dengan beberapa unsur pekerja (profesional) untuk membantu usaha yang dilakukan penyandang cacat untuk mencapai kemungkinan yang
sebaik-baiknya dalam melakuan fungsi dan mengatasi persoalannya, sertakemandirian dan berpartisipasi secara sosial dan di masyarakat

6.Rehabilitasi penyandang cacat berakar dari suatu pendekatan medis dan individual. Menurut pendekatan ini,keberfungsian secara fisik dan mental seseorang
merupakan prasyarat baginya untuk dapat menentukan kehendaknya dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, karenanya upaya perbaikan fungsi fisik dan
mental tersebut menjadi fokus dalam proses rehabilitasi.

7.Rehabilitasi tidak cuma untuk memperbaiki kerusakan atau ketidaknormalan fungsi fisik atau mental seseorang, tetapi juga berkaitan dengan faktor di luar individu tersebut, seperti sikap masyarakat di sekitarnya dan kondisi lingkungan.rehabilitasi penyandang cacat seharunya tidak identik dengan institusionalised penyandang cacat

8. Rehabilitasi medis adalah suatu proses total dan kontinyu yang betujuan untuk mencegah fungsi selama sakit.

9. Rehabiliotasi pendidikan adalah satuan pendidikan luar biasa dan satuan pendidikan umum yang jalur pendidikannya formal, informal dan non formal.

10. Rehabilitasi pelatihan adalah bagian integral dari proses kegiatan rehabilitasi , bimbingan pekerjaan , latihan , penenmpatan yang dirancang untuk penyandang cacat .dewasa agar dapat kembali bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOMBA LKSN 2021