Sabtu, 19 Maret 2016

KESULITAN MEMBACA




Membaca merupakan aktifitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dan simbul  berupa huruf atau kata . Aktifitas  membaca dua proses  yaitu : proses decoding  yang dikenal dengan istilah membaca teknis , dan proses pemahaman .Membaca teknis adalah proses pemahaman atas hubungan antara huruf (grafim ) dengan bunyi (morfim )atau menterjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya.

PEROLEHAN  BAHASA PADA  ANAK.
            Ada 3 teori yang menjelaskan  perkembangan bahasa pada anak , yaitu  : model behaviorist , model linguistik dan model kognitif.
  1. Model Bihavioristik.
Inti model Behavioristik adalah Language is afunctionofreinforcement. Orang tua mengajar anaknya berbicara dengan memberikan reinforcement / penguatan (prinsip behaviorism ) terhadap tingkah laku verbal.Dengan  pemberian reinforcement ini anak belajar memberi nama pada benda-benda secara tepat.  Menurut teori ini anak- anak merupakan tabularasa .

  1. Model Linguistik.
Chomsky (dalam Jo Ann Brewer 1992 ) adalah tokoh yang mengembangkan model Linguistik. Menurut pendapatnya  anak-anak dilahirkan sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa. Melalui kontak dengan lingkungan social kemampuan berbahasa tersebut akan tampak dalam perilaku berbahasa .Menurut Chomsky  seorang anak bukanlah tabularasa ,
melainkan telah mempunyai faculty of  Language  ( Faculty = kemampuan untuk berkembang dan untuk belajar ).Faculty ini semata-mata hanya  berupa factor linguistik .                                

  1. Model Kognitif.
Kelompok ini diwakili  oleh Piaget, Bruner dan Vigosky (dalam Jo Ann Brewer , 1992 ) Model ketiga ini adalah pandangan  terbaru  mengenai  perolehan bahasa pada anak- anak ialah pandangan yang disebut Model  Proses ( Process Models ) Atau analis strategi (S. Marat , 1983 ), inti dari pendekatan Kognitif adalah  suatu model positif untuk bahasa , yang mencoba menjelaskan bagaimana  bahasa itu diproses secara kognitif, dan manifestasinya dalam tingkah laku. Model Kognitif  berusaha menghubungkan  segi Performance dansegi  competence , hal mana  belum pernah diungkapkan  hubungannya oleh kedua pendekatan terdahulu.Hubungan antara bahasa dan perkembangan kognitif ditinjau dari perspektif  psikolinguistik  dewasa ini diterangkan sebagai berikut  :
Bahwa anak-anak dapat belajar bahasa memang berkat adanya hal-hal Inate , tetapi hal-hal yang inate ini bukan  a set of  edeas  seperti yang diungkapkan oleh  aliran rasionalis (Chomsky dan kawan-kawan), melainkan  berupa kapasitas kognitif dan kapasitas untuk belajar .

PENGAJARAN BAHASA DALAM KURIKULUM.

            Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca harus ditangani  sedini mungkin , sehingga masalahnya tidak  semakin membesar. Langkah penanganan pada anak yang mengalami kesulitan membaca , meliputi tahap assesment  atau pengukuran dan  treatment atau penanganan .Assesmen bertujuan  untuk mengetahui secara pasti jenis masalah yang dihadapi oleh anak .
Materi membaca meliputi keterampilan membaca teknis dan  membaca pemahaman.

1.Membaca Teknis.                                                                       
Membaca  Teknis adalah : proses decoding atau mengubah simbol – symbol  tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi  atau yang sejenisnya. Proses ini juga disebut  pengenalan kata.Dalam proses membaca teknis ada beberapa keterampilan yang  dipersyaratkan  . Keterampilan pertama disebut konfigurasi  yaitu pengenalan secara global bentuk huruf atau kata.Keterampilan kedua disebut analisis konteks yaitu memanfaatkan kata-kata  petunjuk lain di sekitarnya untuk menerka makna suatu kata. Analisis konteks ini dapat bersifat structural artinya memanfaatkan  pengetahuan tata bahasa , atau bersifat semantik  artinya memanfaatkan tentang arti  kata. Keterampilan ketiga adalah penguasaan kosa kata  pandang (sigt vocabulary ) yaitu kata-kata yang dapat dibaca dengan mudah oleh anak tanpa berpikir lagi.
 Keterampilan keempat   adalah analisis fonik : yaitu memahami kaitan antara huruf dan bunyi  pada kata . Keterampilan ini meliputi pengetahuan tentang konsonan, vocal, konsonan ganda ,bunyi hidup, bunyi mati, bunyi sempurna dan sebagainya.
Keterampilan kelima adalah analisis structural  yaitu pemahaman atas strutur bahasa , termasuk di sini  misalnya pengertian bahwa suku kata terdiri  atas vocal dan konsonan , berbagai imbuhan kata , dan maknanya,  tanda baca, jenis kata , kata majemuk ,
            Secara lebih operasional , proses membaca teknis atau pengenalan kata menuntut  kemampuan sebagai berikut :
 a.Mengenal huruf kecil dan huruf besar pada alphabet.
b. Mengucapkan bunyi (bukan nama ) huruf terdiri  atas  :
1)       Konsonan tunggal ( b, d , h, k , ……).
2)       Vokal  (a, i , u   ……………………..).
3)       Konsonan ganda  (  kr ,  gr,  tr……………   
4)       Diftong  (ai, au, oi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
c. Menggabungkan bunyi membentuk kata  ( saya, ibu ) ;
d. Variasi bunyi  ( / u / pada kata “ pukul  “ , / o / pada  kata  “ toko “dan “ pohon “ ).
e. Menerka kata menggunakan konteks
f. Menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata  ( kata ulang, kata majemuk, imbuhan ).

2. Membaca Pemahaman.
 Membaca pemahaman meliputi beberapa komponen  :Komponen pertama adalah pengembangan kosa kata .Penguasaan kosa kata sangat penting untuk memahami  kata-kata  yang dipakai oleh penulis. Kegiatan pengembangan kosa kata yang dapat dilakukan , misalnya  memberikan pengalaman yangbermakna  ( menyediakan buku-buku, memperkenalkan dengan orangbaru atau lingkungan baru )
Komponen kedua disebut pemahaman literal  yaitu memahami dan mengingat informasi secara  tersurat pada wacana .Keterampilan yang diperlukan pada pemahaman meliputi  : mencari
pokok pikiran bacaan, beberapa informasi  rinci yang penting, urutankejadian,dan menjawab pertanyaan bacaan.Komponen ketiga disebut  pemahaman inferensial  yaitu  menarik kesimpulan dari  informasi yang tersurat berdasrkan instuisi dan pengalamannya. Istilah ini juga disebut pemahaman tersirat .Beberapa aktivitas membaca  misalnya : mencari hubungan sebab akibat,  mengantisipasi  lanjutan cerita.Komponen keempat adalah membaca kritis atau evaluatif  yaitu membekan  penilaian materi wacana berdasarkan pengalaman, pengetahuan,dan kriterianya sendiri .

Secara lebih operasional  membaca pemahaman menuntut  kemampuan  berikut  :               
  1. Mengingat pokok pikiran wacana tertulis.
  2. Mengingat urutan kejadian atau pendapat.
  3. Mencari jawaban atas pertanyaan  rinci wacana tertulis.
  4. Mengikuti petunjuk tertulis.
  5. Mencari hubungan sebab akibat.
  6. Membuat simpulan berdasarkan wacana tertulis.
  7. Mengetahui kejanggalan isi wacana.
  8. Mengenal materi factual ataufiktif.
  9. Memanfaatkan daftar isi dan indeks buku.
  10. Membaca table,diagram, peta.
  11. Memanfaatkan berbagai makna dari satu kata

PERKEMBANGAN KETERAM PILAN MEMBACA
            Materi pengajaran membaca tersusun secara herarkis dari yang paling sederhana ( kaitan huruf dengan bunyi ) sampai  pada keterampilan yang paling kompleks (membaca kritis ).
Keterampilan membaca berkembang melalui beberapa tahap, yaitu
Tahap pertumbuhan  kesiapan membaca, tahap awal  belajar membaca, tahap perkembangan keterampilan membaca, dan penyempurnaan keterampilan membaca.

1. Tahap Pertumbuhan Kesiapan Membaca.
Kesiapan membaca merupakan kompetensi yang harus dikuasai ….
dikuasai oleh  oleh setiap anak untuk mulai  belajar membaca.Kompetensi dimaksud misalnya : membedakan  berbagai bentuk bangun, warna , ukuran, arah dan sebagainya.

2. Tahap Awal Belajar membaca.
Biasanya pengajaran membaca dimulai di kelas I SD, meskipun ada anak yang  sudah dapat membaca sebelum masuk  SD, atau sebhaliknya ada anak yang belum siap membaca meskipun sudah masuk kelas I SD. Pada awalnya belajar membaca memang sulit, karena anak harus mencoba menerka banyak symbol /  huruf.

Ada dua (2 ) jenis pengajaran membaca yanfg  sering dipakai  pada tahap ini .
Pendekatan pertama menekankan pemahaman symbol(code emphasis ) , pada pengenalan  ini menekankan  pengenalan System symbol  (huruf ) bunyi sedini mungkin.Pendekatan kedua  menekankan  belajar membaca kata dan kalimat secara utuh ( meaning  amphasis ) .  Dengan membaca berbagai kata, anak diharapkan dapat mencari sendiri  system huruf bunyi yang
berlaku.

 3.Tahap Perkembangan Keterampilan Membaca.
            Tahap ini merupakan kelanjutan tahap membaca globaldan membaca unsur, tahap ini juga disebut  membaca tanpa memikirkan unsure-unsurnya.

4. Tahap Penyempurnaan Keterampilan Membaca.
            Mulai kelas 4 SD , anak normal sudah merasakan nikmatnya  membaca , kegiatan membaca tidak lagi ditekankan pada teknik membaca,tetapi sudah pada makna bacaan.
Tugas guru adalah mendorong dengan menyediakan atau menunjukkan  sumber bacaan di Perpustakaan,.                                 


ASESMEN KESULITAN MEMBACA
            Asesmen (pengukuran ) adalah : proses pengukuran  secara pasti jenis kesulitan belajar yang dialami oleh anak , untuk keperluan diagnostik .Banyak masalah membaca yang dapat diamati pada anak berkesulitan membaca .  Berdasrkan hasil penelitian , jenis kesulitan yang sering ditemukan  antara lain  sebagai berikut :

1.Kesulitan mengidentifikasi kaitan bunyi huruf . Tidak lancar  atau membuat kesalahan pada waktu membaca bersuara merupakan  gejala yang banyak ditemukan pada anak berkesulitan membaca.
2. Kebiasaan arah membaca yang salah . Arah membaca tulisan latin selalu dari kiri ke kanan , karena gangguan persepsi atau syaraf , banyak anak berkesulitan belajar yang sulit mengendalikan arah mata secara konsisten pada waktu membaca.
3.Kelemahan kemampuan pemahaman .
Banyak anak yang mengeja dapat membaca kalimat, namun tidak mengerti  makna kalimat , pada tingkat yang lebih lanjut  kelemahan kemampuan pemahaman terlihat pada gejala ketidakmampuan mencari informasi tertentu pada bacaan.


4.Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan jenis bacaan.
Ada berbagai jenis bacaan  antara lain : puisi, cerita fiktif , sejarah,buku pelajaran, kamus dan lain-lain. Anak berkesulitan membaca Sering tidak melihat perbedaan tersebut .

5.Kelemahan dalam hal kecepatan membaca.
Untuk mengetahui  secara pasti jenis kesulitan  yang dialami anak , ada dua macam prosedur , yaitu  asesmen formal , yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes ,kunci jawaban , cara menafsirkan  hasilnya , dan alternatif penanganannya .  Namun di Indonesia tes semacam itu belum dikembang kan . Maka guru harus mengandalkan asesmen informal .
Beberapa prosedur asesmen informal  yang dapat dipakai :

 Guru dapat mengadakan observasi harian secara teliti.
 Pada waktu mengadakan observasi  hal-hal yang perlu diperhatikan :
a.       Bagaimana sikap anak terhadap kegiatan membaca.
b.       Minat khusus anak yang dimiliki dalam membaca.
c.       Apakah anak mencapai kemajuan dalam membaca ?
d.       Kelebihan dan kelemahan anak waktu membaca ?
e.       Apakah anak harus mengeja dalam membaca bersuara ?
f.        Dan lain-lain.

2). Daftar Kata Bergradasi .
 Daftar kata bergradasi dapat dipakai untuk melihat kemampuan anak mengenal kata.
Secara lebih rinci dapat digunakan  :
a.menunjukkan kemampuan  kosa kata pandang anak.
            b.memperkirakan tingkat penguasaan kosa kata anak.
            c. menunjukkan kelemahan  anak menghadapi kata baru dalam membaca.

3).Inventori Membaca Informal.
Pada daftar kata bergradasi hanya mengukur  kemampuan membaca teknis (khususnya pengenalan kata ). Inventori Membaca Informal lebih menekankan kemampuan pemahaman, juga dapat dipakai untukmembaca teknis.

4). Prosedur Cloze.
Prosedur Cloze dapat digunakan  sebagai metode informasi untuk mengukur tingkat kemampuan membaca dan pemahaman.Prosedur cloze dapat diberikan secara individual atau klasikal.
5.Tes Berdasarkan Kurikulum.Guru dapat menyusun tes informasi untuk mengukur secara cepat tujuan instruksional tertentu . Tujuan khusus berkaitan dengan pokok bahasan tertentu , misalnya kata dengan suku kata menggunakan huruf  i, n, u , a,  b  (ibu,abu, babu, bibi ).Atau kata dengan suku kata berakhitan konsonan menggunakan hurufi, n, b , u, m , a( main, minum ).

MENANGANI KESULITAN MEMBACA.
            Secara garis besar ada dua (2)  macam pendekatan dalampengajaran  membaca permulaan  :
-          Pendekatan  berdasarkan symbol (code emphsis ).
-          Pendekatan berdasarkan makna (meaning emphasis ).
Perbedaan antara kedua pendekatan tersebut  terletak pada cara mengajarkan . Pendekatan  berdasarkan symbol menekankan  keteraturan kaitan antara huruf dan bunyi. Tujuan akhirnya agar anak dapat mengucapkan apapun yang tertulis, meskipun tidak berupa kata.Pendekatan  berdasarkan makna  lebih menekankan  pada kemampuan  mengenal dan membaca kata-kata yang bermakna.

1. Pengajaran Membaca Permulaan.
Ada beberapa metode yang sering dipakai  untuk pengajaran membaca  permulaan  :
            a. Metode Membaca  B a s a l
Program pengajaran dengan metode basal terdiri atas beberapa set yang tersusun menurut tingkat kesukarannya, masing –masing terdiri atas teks bacaan dan materi pelengkap, seperti buku kerja, kartu huruf huruf, tes awal , tes akhir, dan film strip.
Garis besar langkah mengajar dengan metode basal  sebagai berikut :
Ø  Memberikan motifasi kepada anak.
Ø  Memberikan konsep atau kosa  kata baru sebagai pengantar.
Ø  Membimbing anak membaca dengan mengajukan pertanyaanyang sebenarnya menjadi tujuan membaca.
Ø  Mengembangkan  keterampilan lebih lanjut , dengan tugas-tugas dari buku kerja atau latihan tambahan.
Ø  Memberi tugas sebagai aplikasi  keterampilan yang baru dipelajari.
Ø  Evaluasi.
Karena banyaknya  materi yang harus disiapkan, di Indonesia  belum pernah disusun bahan  pelajaran membaca permulaan  yang dapat dipakai dengan metode basal.

            b. Metode  E j a
Metode eja mengajarkan  membaca teknik dengan melalui asosiasi Antara grafem ( huruf ) dengan morfem ( bunyi ).Setelah menguasai vocal dan konsonan ,  anak belajar membaca dengan menggabungkan bunyi menjadi suku kata dan suku kata menjadi  kata.
Kelemahan metode  E j a  :
 - Terlalu menekankan menekakan ucapan kata dapat mengorbankan kemampuan pemahaman.
 - Ada kata-kata perkecualian dalam asosiasi huruf bunyi, misalnyahuruf o , pada kata toko  dan  kata pohon. Anak mungkin bingung pada tahap awal.
- Banyak anak menalami kesulitan menggabung huruf  secara lepas lepas anak dapat menghafal  bunyinya.

            c. Metode Linguistik
Metode mengajar membaca  Linguistik  sangat menekankan  komuni kasi lisan. Metode linguistik menekankan pengajaran membaca secara utuh. Latihan membaca huruf atau menggabungkannya tidak diberikan.
Perbedaan metode Linguistik  dengan metode Eja  terletak pada fokus pengajarannya, yaitu pada kata utuh bukan pada bunyi-bunyi terisolasi.  Perbedaan antara metode Linguistik  dengan metode Basal  terletak pada penemuan system isolasi hurufbunyi sebelum beralih ke
pemahaman.
Beberapa kelebihan metode Linguistik  :
  • Tekanan pada hubungan antara fonim dan grafim , mmembantu anak menyadari, bahwa membaca bahasa lisan yang ditulis.
  • Pola visual antara bunyi huruf secara konsisten disajikan kepada anak.
  • Anak belajar membaca dan mengeja kata secara utuh.
  • Kesadaran tentang kalimat sejak dini telah ditanamkan.
  • Pengajaran membaca dikaitkan dengan pengetahuan bahasa
anak sendiri.

Kelemahan metode Linguistik :
Ø  Kurangnya penekanan pengebangan pemahaman pada tahap awal.
Ø  Kosakata terkendali  dan penggunaan kata-kata tidak bermakna mengurangi makna pemahaman.
Ø  Anak terdorong untuk membaca kata demi kata.
Ø  Metode ini menekakankan keterampilan auditori memori.
Ø  Tidakada kesepakatan antara ahli bahasa tentang  teknik  mengajarkannya.

            d.Metode Pengalaman Bahasa
Metode Pengalaman Bahasa ( language  experience ) menekankan pengintegrasian pengembangan keterampilan membaca dan  yang lain yaitu mendengarkan, berbicara, dan menulis.Pola pikir dari metode pengalaman bahasa  adalah , bahwa anak dapat mengatakan  apa yang dipikirkan, apa yang dipikirkan dapat ditulis,dan anak dapat membaca apa yang ditulis.Ada beberapa kelebihan yang terlihat dari metode  pengalaman bahasa antara lain sebagai berikut :        
                                           
Metode ini dapat mengintegrasikan empat keterampilan berbahasa sekaligus.
a.       Metode pengalaman bahasa , memanfaatkan pengalaman untuk pengajaran bahasa.
b.       Kreatifitas anak berkembang.
c.       Motivasi belajar membaca tinggi.
Kelemahan metode pengalan bahasa , pengajaran membaca menjadi kurang terstruktur  dan kurang sistematik.

PROGRAM  REMEDIAL  MEMBACA
            Pengajaran remedial direncanakan bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar , yaitu anak yang tidak dapat membaca atau yang kemampuannya ketinggalan satu tingkat  atau lebih dengan teman-teman lainnya.Ada beberapa pendekatan yang dapat dipakai  antara lain : pendekatan multi sensori, pendekatan modifikasi abjad, dan pendekatan kesan neurologis.

1.       Pendekatan Multisensori.
Pendekatan Multisensori  berdasarkan atas asumsi, bahwa akan dapat belajar dengan baik, jika  materi pengajaran disajikan dalam berbagai modalitas, antara lain visual (penglihatan ) , tactile ( perabaan  ) kinesthetik  (gerakan ), dan auditory ( pendengaran ). Keempat  modalitas  tersebut dikenal dengan VAKT.Ada dua metode mengajar yang  menggunakan  pendekatan multisen-sori , yaitu yang dikembangkan oleh Ferland  dan  Gillingham . 
       
 a. Metode Ferland
Anak dilatih membaca kata secara utuh yang dipilih dari cerita yang dibuat oleh anak itu sendiri. Dengan demikian, tidak ada  kegiatan memperkenalkan nama huruf atau bunyi secara individual.

Metode Ferland meliputi 4 (empat ) tahap :
 Tahap 1: Anak memilih kata yang akan dipelajarinya , guru menuliskannya  besar-besar , anak kemudian menelusuri kata dengan jarinya,sambil menelusuri anak mengucapkan kata itu keras-keras.Dengan  kata –kata yang sudah dikuasainya, anak dapat membuat cerita .
Tahap 2 : Anak belajar dengan kata yang ditulis guru  , mengucapkan dan menyalinnya, anak didorong untuk  menyusun cerita dan mempertahankan  kata yang sudah dikuasainya.
Tahap 3 : Anak belajar membaca dari kata-kata  atau kalimat  yang sudah dicetak. Anak melihat kata, mengucapkannya, kemudian menyalinnya. Tugas guru memantau apakah semua kata masih diingatnya.
Tahap 4 : Anak sudah mampu mengenal kata-kata baru , dengan membandingkannya dengan kaata-kata yang sudah dipelajarinya, anak dapat dimotivasi untuk memperluas materi bacaannya.

b. Metode Gillingham
Metode Gillingham sangat terstruktur dan berorientasi pada  kaitan antara bunyi dan huruf. Setiap huruf diajarkan dengan metode multisensori . Kartu huruf  dibuat warna berbeda antara vocal  dan konsonan , dan setiap kartu memuat satu huruf dalam bentuk kata kunci beserta gambar, misalnya  huruf  b  disajikan  dengan  kartu bergambar bola, dengan tulisan  bola di bawahnya dan huruf  b  dicetak tebal.Seperti  halnya metode Ferland, metode Gillingham hanya dapat dipakai  untuk remediasi secara individual.

2.       Metode Modifikasi Abjad                                                                
 Metode Moodifikasi  Abjad telah banyak dipakai untuk anak  berkesulitan membaca pada bahasa yang kaitan antara  huruf dan bunyinya tidak selalu konsisten. Dalam bahasa Inggris, misalnya  huruf  a  dapat dibaca /e/, /ei/, atau  /a/. Huruf  /f /  dapat bdilambangkan oleh huruf f, gh,atau  ph, misalnya kata  “ enough “  dapat ditulis  “inaf “, kata“phone” akan ditulis “fon “.Dalam bahasa Indonesia, metode ini tidak banyak bermanfaat, karena kaitan  antara  huruf dan bunyinya  relatif konsisten .                 
3.Metode Kesan Neurologis
Metode Kesan Neurologis terdiri atas kegiatan membaca bersama-sama secara cepat antara guru dan murid . Asumsi dasarnya adalah bahwa anak dapat belajar  dengan mendengar susaranya sendiri  dan suara orang lain yang membaca materi yang sama.
Pada awalnya guru membaca lebih keras dan lebih cepat  dari pada Anak, anak didorong untuk menjaga kecepatan membacanya,dan tidak terlalu risau dengan salah baca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOMBA LKSN 2021