BAB IX
A. HAKIKAT BERHITUNG.
Berhitung bagian dari matematika. Menurut Moris Kline
menyatakan bahwa hampir semua cabang matematika berjumlah delapan puluh cabang
besar selalu ada berhitung. Ilmu hitung adalah suatu bahasa yang digunakan menjelaskan
hubungan proyek,kejadian, dan waktu. Bahasa itu berbentuk lambang / simbol yang
mempunyai arti,bersifat konsistendan deduktif. Dengan simbol yang sangat
sederhana misalnya ” + ” dikandung makna yang sama bagi setiap orang yang
menggunakannya, yaitu konsep penjumlahan. Sifat deduktif ditunjukkan oleh
adanya tata urutan logis atau keterkaiatan prasyarat antara pengertian yang
mencakup dalam materi berhitung. Contoh pengertian 5³ (perpangkatan) hanya
mungkin dipahami bila perkalian dikuasai Perlunya anak belajar berhitung tidak
perlu diragukan lagi sebab hampir setiap kehidupan orang tidak lepas dari
dimensi hitung menghitung.
B. MENGENAL ANAK BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG.
1.
Hakekat
kesulitan berhitung.
Kesulitan
berhitung disebut juga diskakula . yang berat disebut akalkulia. Istilah ini
memiliki konstasi medis yang memandang adanya keterkaiatan antara kesulitan
belajar berhitung karena banyak faktor yang menjadi penyebab anak memperoleh
nilai hasil belajar berhitung yang rendah.
2.
karakteristik
anak berkesulitan berhitung.
Menurut Herner ( 1988 ). Ada berbagai karakteristik anak
berkesulitan berhitung antara lain :
a.
Kesulitan memahami konsep hubungan keruangan.
b.
Kesulitan memahami konsep waktu.
c.
Kesulitan memahami konsepkuantitas.
d.
Kesulitan memahami konsep relasi antar nilai dalam
matematika.
e.
Memiliki gangguan persepsi visual
f.
Kesulitan melakukan variasi visual – motor.
g.
Perseverasi.
h.
Kesulitan dalam mengenal dan memahami konsep.
i.
Memiliki gangguan penghayatan tubuh.
j.
Kesulitan berbahasa dan membaca.
k.
Memiliki skor PIQ ( Performance Inteligence Quontient )
jauh lebih rendah daripada skor VIQ ( Verbal Inteligence Quontient ).
C. KEKELIRUAN UMUM ANAK BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG.
- Kekurangan pemahaman tentang simbol.
- kekurangan pemahaman tentang nilai tempat.
kekurangan
pemahaman dalam melakukan perhitungan ( komputasi) anak tidak memahami konsep
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian.
- Penggunaan proses menghitung yang keliru. Kekeliruan dalam proses menghitung dapat dilihat dari contoh dibawah ini :
a.
Menukarkan simbol
b.
Satuan dan puluhan dijumlah tanpa memperhatikan nilai
tempat.
c.
Alogaritma yang keliru dan tidak memperhatikan nilai
tempat.
d.
Digit ditambahkan ke kanan dan tidak memperhatikan nilai
tempat.
e.
Dalam penjumlahan puluhan digabung dengan satuan.
f.
Bilangan besar dikurangi bilangan kecil tanpa
memperhatikan nilai tempat.
g.
Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap
h.
Tulisan tidak dapat dibaca.
D.BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN BERHITUNG.
- Pendekatan Berdasarkan Teori Perkembangan kognitif.
Menurut
Piaget perkembangan kognitif mengikuti umum mencakup 4 tahapan antara lain adalah
:
1)
Sensori motor yaitu umur 0-
2 tahun.
2)
Pra operasional 2 – 7 tahun.
3)
Operasional konkrit. 7
– 11 tahun
4)
Operasional formal 11
th ke atas.
Pengajaran
yang tidaksesuai perkembangan akan kesulitan dan menghambat perkembangan
kognitif selanjutnya.
- Pendekatan Belajar Tuntas.
Pendekatan
ini menekankan pada pengajaran berhitung langsung dan terstruktur.
Langkah-langkah :
1)
Menentukan sasaran / tujuan pembelajaran.
2)
Menguraikan langkah kecilmencapai tujuan.
3)
Menentukan langkah yang dikuasahi anak.
4)
Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.
5)
Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
6)
Mengevaluasi keberhasilan belajar anak.
- Pendekatan ketrampilan proses.
Berupaya
anak supaya berkembang strategis belajar kognitif yang mengarah agar anak
memahami proses belajar sendiri.untuk kemampuan berfikirnya.
- Pendekatan pemecahan Masalah.
Dalam
melaksanakan pendekatan ini sebaiknya :
a)
Baca apa yang ditanyakan.
b)
Baca kembali informasi yang diperlukan.
c)
Pikirkan.
d)
Pemyelesaian masalah.,tulispersamaannya.
e)
Periksa hitung kembali dan banding.
Contoh
mengajarkan soal cerita kepada anak berkesulitan berhitung:
-
ibu membeli 10 telur harganya Rp 100 tiap butir.
-
Ibu
membeli gula 2 kg harganya Rp 2.000,/ kg.
Ibu membawa uang
Rp10.000.
Berapa uang
kembalian yang diterima ibu?
Langkah penyelesaian
- memahami masalah.
Apa yang dibeli ibu?
Berapa telur yang dibeli ibu?
Berapa harga satu
butir.
Berapa harga satu kg
gula?
Berapa nilai uang
yang dibayar ibu?
- Merencanakan pemecahan masalah.
Ø menghitung harga 10
butir telur.
Ø Menghitung harga
gula..
Ø Menghitung
harga barang yang dibeli.
Ø Menghitung
uang kembalian yang diterima.
- Melaksanakan pemecahan masalah.
Harga 10 butir telur
10 X Rp 100 = Rp 1.000
Harga 2 kg gula 2 X
Rp 2.000 = Rp 4.000.
Jumlah harga
- Memeriksa kembali.
Menghitung kembali
dan mencocokan hasilnya.
E. ASESMEN KESULITAN BELAJAR BERHITUNG.
- Asesmen Formal.
Asesmen
berupa tes didasarkan validitas tertentu. Instrumen asesmen formal memerlukan
perhitungan reliabelitas dan tiap butir perlu dikaliberasi untuk mengetahuidaya
pembeda dan derajat kesulitannya. Ada yang digunakan untuk kelompok atau
individual. Dua jenis instrumen asesmen berhitung dalambentuk baku :
-
tes kelompok baku. ( diuji dahulu validitas dan
reliabelitasnya).
-
Tes kelompok individual.( memberikan informasi diagnostik
kelompok).
- Asesmen Informal.
Merupakan
cara terbaik memperoleh informasi penguasaan berhitung anak. Ada 4 jenis
asesmen:
-
Metode
inventori.
Untuk
mengetahui ketrampilan anak berhitung secara tepat. Merupakan ketrampilan bagi
anak TK dan SD . baik penjumlahan bersusun ( mendatar), pengurangan bersusun (
mendatar) , perkalian bersusun( mendatar ), pembagian mendatar ( bersusun )..
-
Tes
penempatan.
Untuk
memperoleh informasi penempatan anak sesuai tingakat penguasaannya dalam
berhitung. Contoh tes penempatan :
Ketrampilan
menghitung.
1. Menghitung dari 1. ( SAYA MAU KAMU MENGHITUNG
DARI SATU
HINGGA SEJAUH KAMU
DAPAT ).
2. Menghitung garis. ( TUNJUK PADA
KOTAK, MENGHITUNG GARIS PADA
KOTAK ).
3.Menggambar Garis.( Beri Anak
Kertas dan Pensil : Gambarlah tiga baris garis,
gambar enam baris.
Ketrampilan
simbol :
1. Identifikasi angka. 2 4 5 7 2 1 0
Tunjukan angka berapa! Jika gagal dilanjutkan
dengan menuliskan simbol ( menulis
angka ). Tulis TM jika tidak
menjawab.kalaumenjawab salah tulis angka yang
disebut anak.
2 Menulis angka.
Instruksi : berikan anak kertas dan
pensil , tuliskan angka 4 , kemudian angka 2 4 5 8 9 5 4
Keterkaitan berhitung dengan konsep
bahasa lebih besar lebih kecil .
Instruksi : Katakan mana yang lebih
besar 5 atau 7 ?
Katakan mana yang lebih kecil 8 atau 3 ?
Catatan tanda + untuk jawaban benar.
LEMBAR
CATATAN.
Nama anak :
Hari dan
tanggal ke :
Pengetes :
a.
menghitung.
Menghitung
mulai angka 1 – angka tertinggi yang dapat dihitung.
Menghitung
garis
4 garis .
7 garis
Menggambar
garis
3 garis 6
garis
b.
Ketrampilan symbol
Identifikasi
4 2 6 7 3 8 5 9 10
Menulis 4 2 6 7 3 8 5 9 10
c.
Keterkaitan berhitung dengan konsep bahasa.
5 atau 7
8 atau 3
- Asesmen didasarkan kurikulum
Untuk
mengukur kemajuan belajar berhitung : menentukan kemampuan yang diukur,
Menentukan kemampuan sederhana ke rumit, Mengembangkan instrumen , Melaksanakan
tes, memeriksa tes, mencatat kekeliruan, menganalisa kekeliruan, memperkirakan
penyebab, merumuskan tujuan pembelajaran, melaksanakan remedial.mengevaluasi.
- menganalisa kekeliruan anak.
Guru
hendaknya dapat mendeteksi kekeliruan anak , guru hendaknya menjelaskan
bagaimana cara penyelesaian masalah bagi anak., guru melakukan observasi cara
anak melakukan perbaikan terhadap kekeliruan tersebut.
F. PENGAJARAN REMIDIAL BERHITUNG.
1.
Prinsip pengajaran berhitung.
Ada 7
prinsip pengajaran berhitung :
1)
Penyiapan anak untuk belajar berhitung.
2)
Mengembangkan konsep dari konkret ke abstrak.
3)
Memberikan kesempatan untuk berlatih dan mengulang.
4)
Generalisasi ke situasi baru.
5)
Bertolak dari kekuatan dan kelemahan anak.
6)
Membangun dasar yang kokoh konsep ketrampilan berhitung.
7)
Penggunaan kalkulator.
2.
Pengajaran Remedial Berhitung.
Dilaksanakan
berdasar diagnosa ketidakmampuan berhitung. Diharapkan menguasahi 4 kategori :
- pengajaran konsep
- pengalaman belajar dengan
bentuk konkret.
- pengalaman belajar dengan
bentuk semi konkret.
- pengalaman belajar dengan
bentuk konsep yang sesungguhnya.
3.
Pengajaran Tentang prosedur.
Materi
berhitung dipelajari setelah anak menguasahi konsep bilangan dan simbol.
4.
Pengajaran tentang Ketrampilan Berhitung.
Diartikan
membina kemampuan anak mengingat ,
mencongak,berlomba, permainan dengan kartu bilangan, dan latihan menyelesaikan
soal.
5.
Pengajaran tentang Pemecahan Masalah.
Untuk
melatih kemampuan menyelesaikan masalah berhitung, dan memecahkan masalah yaitu
: - latihan menentukan masalah dan unsur pemecahan.
- Latihan prosedur penyelesaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar